Menentukan Arahan Fungsi Lahan DAS dengan Aplikasi Sistem Informasi Geografis

 


Sebagai sistem berbasis komputer, Sistem Informasi Geografis (SIG) mempunyai tujuan untuk mengumpulkan, menyimpan, mengolah, dan menganalisa, serta menyajikan data dan informasi dari suatu obyek yang berkaitan dengan keberadaannya di permukaan bumi. Pengolahan data dengan menggunakan SIG dapat memberikan beragam, baik data spasial maupun data atribut. Salah satunya adalah data informasi dalam menentukan arahan fungsi kawasan.

Arahan fungsi kawasan merupakan salah satu informasi penting dalam penataan ruang suatu wilayah atau kawasan. Salah satu aspek penting dalam pengelolaan suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah menentukan pengunaan lahan berdasarkan kemampuan lahannya. Kemampuan penggunaan lahan merupakan bagian dari penataan ruang yang dapat didekati dengan informasi tentang arahan fungsi kawasan DAS.

Untuk konteks DAS Noelmina, muncullah pertanyaan tentang bagaimana arahan fungsi kawasannya berdasarkan data terbaru dengan menggunakan aplikasi SIG. Untuk mengetahui klasifikasi dari arahan fungsi kawasan DAS Noelmina beserta luasannya dengan menggunakan aplikasi SIG dan data curah hujan terbaru. DAS Noelmina, secara administrasi, terletak di 2 kabupaten, yaitu Kabupaten Kupang dan Timor Tengah Selatan, dan secara geografis, terletak di antara 123° 53′ 00″ – 124° 21′ 14″ BT dan 9° 32′ 23″ – 10° 09′ 49″ LS.

DAS Noelmina seluas ,3446 hektar dan terbagi atas 6 sub DAS, yaitu Besiam, Boentuka, Bokong, Leke, Maiskolen, dan Nefonaik. Pola aliran DAS berbentuk dentritik dengan panjang sungai utama (sungai Noelmina) adalah 37,40 kilometer. Berdasarkan interpretasi dari Peta Penutupan Lahan di DAS Noelmina tahun 2016, terdapat beberapa jenis penutupan lahan di DAS Noelmina.

Penutupan lahan tersebut meliputi hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder/bekas tebangan, hutan mangrove primer, hutan mangrove sekunder/bekas tebangan, hutan tanaman, lahan terbuka, pemukiman/lahan terbangun, pertanian lahan kering, pertanian lahan kering campur semak/kebun campuran, rawa, savanna/padang rumput, sawah, dan semak belukar.

Data atribut dari kelas kelerengan menunjukkan bahwa DAS Noelmina mempunyai lahan dengan semua kelas kelerengan. Lahan dengan kelerengan 0-8% seluas18 hektar, kelerengan 9-15% seluas 6.058,28 hektar, kelerengan 16-15% seluas 67 hektar, kelerengan 26-40% seluas 26 hektar; dan kelerengan >40% seluas 43.942,03 hektar. Kelerengan antara 26 dan 40% mendominasi kawasan dengan luas lahan sebesar 47,73% dari luas total DAS. Kelas kelerengan ini masuk dalam kategori curam.

Jenis tanah di DAS Noelmina didominasi oleh jenis kambisol (ustik, distrik, dan eutrik) atau brown forest soil seluas 87 hektar (57,83%). Dominasi disusul oleh jenis tanah jenis renzina seluas 95 hektar (18,72%). Kambisol mempunyai kepekaan terhadap erosi pada tingkatan agak peka, sedangkan renzina mempunyai kepekaan terhadap erosi pada tingkatan sangat peka. Jenis tanah lain meliputi jenis aluvial seluas 18 hektar, latosol (biasa, humik, dan eutrik) seluas 43 hektar, dan mediteran haplik seluas 16.231,00 hektar.

Curah hujan harian rata-ratanya sebesar 6,78 mm/hari terdapat pada lahan seluas 386,57 hektar dan 8,94 mm/hari pada lahan seluas 86 hektar. Curah hujan rata-rata di DAS Noelmina masuk dalam kategori sangat rendah dengan nilai skor 10.

Tumpang tindih dari faktor-faktor kelas kelerengan, jenis tanah, dan curah hujan, serta batas DAS Noelmina dengan menggunakan aplikasi SIG menunjukkan di DAS Noelmina terdapat empat klasifikasi arahan fungsi kawasan, yaitu Kawasan Fungsi Lindung (KFL) seluas 22 hektar, Kawasan Fungsi Penyangga (KFP) seluas 26 hektar, Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Tahunan (KFBTT) seluas 48 hektar, dan Kawasan Fungsi Budidaya Tanaman Semusim (KFBTS) seluas 46 hektar. Arahan fungsi kawasan yang mendominasi adalah kawasan fungsi penyangga dengan luas sebesar 47,73% dari luas DAS dan kawasan fungsi lindung luas sebesar 29,62%.

Penetapan kawasan didasarkan atas kritieria tertentu. Dominasi kawasan fungsi penyangga di DAS Noelmina disebabkan oleh sifat fisik dari jenis tanah dan tingkat kelerengannya. Jenis tanah yang mendominasi DAS ini adalah kambisol ustik. Arahan Fungsi Kawasan DAS Noelmina atau inceptisol (USDA Soil Taxonomy) seluas 16 hektar. Tanah inceptisol mempunyai bahan induk yang sangat berkapur dan resisten terhadap pelapukan sehingga kebanyakan tanah ini cukup subur dengan kandungan bahan organik tinggi.

Tetapi banyak mengalami pencucian (Marno, 2017 dan Foth, 1984). Inceptisol banyak mengalami erosi yang menyebabkan perkembangan struktur tanahnya lemah. Selain inceptisol, seluas 16.231,00 hektar didominasi oleh jenis tanah Mediteran Haplik. Mediteran dikenal juga sebagai alfisol dalam USDA Soil Taxonomy. Bahan induknya berupa batu kapur dan batu endapan sehingga jenis tanah ini disebut juga tanah kapur merah. Tanah mediteran mempunyai kandungan bahan organik yang rendah sampai dengan sangat rendah dengan daya menahan air dan permeabilitas yang sedang sehingga kepekaannya terhadap bahaya erosi adalah sedang sampai dengan besar.

Tingkat kepekaan jenis tanah inceptisol dan mediteran terhadap erosi menjadi salah satu kontributor utama untuk mengklasifikasikan lahan sebagai kawasan penyangga di DAS Noelmina. Sebagai lahan dengan fungsi peralihan dari fungsi lindung menuju fungsi produksi, DAS Noelmina sebaiknya dikelola dengan memperhatikan keserasian antara pengelolaan lahan hutan dan pertanian yang sesuai dengan kondisi fisik kawasan agar tidak menimbulkan kerusakan kawasan akibat eksploitasi sumberdaya alamnya.

Konsep yang sebaiknya dipakai dalam pengelolaan kawasan penyangga adalah konsep pengelolaan lahan produksi terbatas di mana terdapat tiga aspek penting yang saling terkait, yaitu aspek ekologi, ekonomi, dan sosial budaya masyarakat. Pada dasarnya, kawasan penyangga mempunyai fungsi yang sangat penting, yaitu untuk mengurangi tekanan penduduk ke dalam kawasan pelestarian dan suaka alam, memberikan kegiatan ekonomi masyarakat dan merupakan kawasan yang memungkinkan adanya interaksi manfaat secara berkelanjutan bagi masyarakat dengan kawasan konservasi (Bismark dan Sawitri, 2007). Berdasarkan konsep pengelolaan kawasan penyangga dan fungsi kawasan penyangga, pengelolaan kawasan penyangga di DAS Noelmina semestinya bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat tanpa merusak kawasan dan SDA dari segi ekologis.

Oleh: Erlynda Kumalajati (Peneliti Balai Diklat Lingkungan Hidup dan Kehutanan) repost dari radarntt.co