Pohon Meranti

 


Meranti adalah anggota dari suku Dipterocarpaceae (meranti-merantian) yang terdiri dari pohon-pohon besar yang menjadi penyusun utama sebagian besar hutan tropika basah pada kawasan dataran rendah tropis Asia. Penelitian di Kalimantan mendapati adanya 9 marga (genus), 268 jenis (spesies), dan 27 anak jenis meranti.

Berbagai jenis Dipterocarpaceae yang dikenal di Indonesia, antara lain genus Meranti (Shorea), Keruing (Dipterocarpus), Resak (Vatica dan Cotylelobium), Mersawa (Anisoptera), Kapur (Dryobalanops), dan Merawan (Hopea).

Taksonomi

Berikut adalah klasifikasi taksonomi tumbuhan meranti:

Kerajaan : Plantae

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Ordo : Malvales

Famili : Dipterocarpaceae

Genus : Shorea, Dipterocarpus, Vatica,Cotylelobium, Anisoptera, Dryobalanops, Hopea

Secara taksonomi, pohon dalam suku meranti memiliki kayu keras, berat dan sebagian jenisnya tumbuh sangat perlahan. Kecambah meranti-merantian cenderung menyukai naungan.


Ciri Meranti

Kelompok pohon dalam anggota Dipterocarpaceae mempunyai ciri yaitu adanya saluran resin pada empulur, kayu dan kulit batang. Sedangkan saluran musilase dapat ditemukan pada korteks dan empulur yang mengandung tanin.


Pohon meranti memiliki daun tunggal, duduk berseling seringkali 2 deret, tepi daun rata, dan pertulangan menyirip. Bunga meranti merupakan bungan biseksual dengan simetri radial dan tidak ada epikaliks. Daun mahkota meranti berjumlah 5 dan isi buah meranti hanya berisi 1 biji tanpa endosperm.

Tumbuhan meranti menghasilkan keunikan lain, yaitu buah bersayap dua. Karena bentuknya yang memiliki dua sayap, maka jika tertiup angin akan melayang dan berputar seperti baling-baling sebelum jatuh ke lantai hutan.

Kayu Meranti

Tanaman golongan meranti-merantian menghasilkan kayu yang berkualitas sangat baik, keras dan ringan. Seperti pada kayu dari pohon merawan (Hopea odorata Roxb.) yang memiliki potensi untuk dibudidayakan.

Kayu merawan seringkali dimanfaatkan untuk kontruksi bangunan, mebel, vinir dan manfaat lainnya. Karena kekuatannya, kayu merawan juga dimanfaatkan untuk bantalan kereta api. Pohon merawan juga dapat dijadikan tanaman hias dan penaung yang baik.

Berikut ini adalah manfaat yang dapat diperoleh dari kayu meranti, antara lain:

1. Mudah Kering

Kayu meranti memiliki berat jenis sekitar 0,3 hingga 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu meranti dapat dikeringkan secara alami dengan cara penjemuran dibawah sinar matahari dan menggunakan sistem oven. Pengeringan kayu bertujuan untuk memperoleh ukuran kayu yang konstan.

2. Kelas Awet

Beberapa jenis meranti memiliki kelas kuat II-IV (sampai 15 tahun) dan kelas awet III-IV (sampai 10 tahun). Kayu meranti dapat diawetkan dengan memakai kombinasi minyak diesel dengan kreosot.

3. Struktur Keras

Kayu meranti bersifat keras dan tidak mudah mengalami penyusutan atau pemuaian. Bentuknya yang konstan cocok digunakan untuk konstruksi bangunan, terutama rangka atap.

4. Bahan Furniture

Kayu daro pohon meranti mudah diolah dan dikerjakan oleh pengrajin. Nilai jual furniture dari pohon meranti cukup tinggi meskipun masih dibawah kayu jati.

5. Konstruksi Bangunan

Kekuatan dan keawetan kayunya dimanfaat untuk konstruksi bangunan jangka panjang, seperti parket lantai, tangga, pintu, jendela dan sebagainya.

6. Bahan Pembuatan Kertas

Kayu meranti dapat dioleh menjad papan partikel, venir dan kayu lapis. Selain itu, dapat pula dijadikan bahan pembuatan kertas.

7. Kayu Mendekati Prima

Kayu meranti memiliki bentuk bulat silindris dengan kulit kayu rata atau beralur dalam dan dangkal, warnya keabuan hingga cokelat, berbatang lurus, berdiameter besar, percabangan dan cacat mata kayu sedikit.

Jenis Meranti

Dalam dunia perdagangan kayu dikenal 3 jenis utama meranti, yaitu meranti kuning, meranti merah dan meranti putih.

a. Meranti Kuning

Meranti kuning adalah jenis meranti yang dihasilkan dari spesies Shorea acuminatissima, Shorea faguetiana, Shorea gibbosa, Shorea hopeifolia dan Shorea multiflora. Sebarannya meliputi daerah Aceh, Sumatera Barat, Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Jambi, Riau dan seluruh Kalimantan.

Jenis pohon meranti kuning dapat tumbuh berkisar 20 meter hingga 60 meter dengan diameter batang 150 cm dan batang bebas cabang 10 meter hingga 45 meter. Bentuk batangnya silindris lurus berbanir 3 meter hingga 6,5 meter dari permukaan tanah.

Tanah yang cocok untuk pertumbuhan meranti kuning adalah jenis tanah latosol, podzolik merah kuning dan podzolik kuning. Jika dilihat dari habitat ketinggian, maka lokasi yang tepat berada pada ketinggian 850 mdpl pada kondisi curah hujan A dan B.

Buah meranti tidak menentu sepanjang tahun karena dipengaruhi oleh musim. Umumnya pohon akan mulai berbuah ketika menginjak usia 6 tahun hingga 10 tahun pada bulan Oktober hingga April.

b. Meranti Merah

Pohon meranti merah terdiri dari 22 jenis spesies, diantaranya adalah Shorea acuminata, Shorea joharensis, Shorea lepidota dan Shorea leprosula. Sebarannya berada di daerah Sumatera, Kalimantan dan Maluku.

Meranti merah umumnya tumbuh hingga ketinggian 5 meter dengan diameter batang 100 cm dan batang bebas cabang sekitar 30 meter. Batang pohonnya berbanir kisaran 2,5 meter dari permukaan tanah dengan kulit pohon berwarna kelabu cokelat setebal 0,5 cm.

Jenis meranti merah cukup adaptif dan tidak memerlukan tempat khusus untuk tumbuh, namun pertumbuhan tidak akan maksimal pada jenis tanah liat. Ketinggian yang cocok adalah 0 sampai 800 mdpl pada tipe iklim A hingga D. Pertumbuhan bunga dan buah meranti merah terjadi sepanjang tahun dan akan masak sekitar bulan Mei sampai Desember.

c. Meranti Putih

Jenis meranti putih dihasikan dari spesies Shorea assamica, Shorea bracteolata, Shorea javanica, Shorea lamellata, Shorea ochracea, Shorea retionades dan Shorea virescens yang tersebar di daerah Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan Maluku.

Ciri dari pohon meranti putih adalah batangnya yang lurus, silindris dan berbanit setinggi 3,5 meter dari permukaan tanah. Pohonnya tumbuh setinggi 12 meter hingga 55 meter dengan diameter 180 cm dan batang bebas cabang 8 meter sampai 37 meter.

Meranti putih tumbuh pada daerah dengan ketinggian 0 hingga 600 mdpl bertipe curah hujan A dan B. Jenis tanah yang cocok adalah tanah kering, tanah kadang atau selalu tergenang, tanah liat, tanah berbatu, tanah berpasir pada topografi datar hingga miring.

Pohon ini akan berbunga dan berbuah sesuai musim, yakni setelah melewati musim kering dan panas sekitar bulan Oktober hingga April.

Meranti Terancam Punah

Potensi manfaat yang dimiliki meranti membuatnya banyak diburu. Ancaman lingkungan berupa illegal logging dan kebakaran hutan menjadikan beberapa spesies suku ini masuk dalam daftar International Union for the Conservation of Nature and Natural Resources (IUCN) Redlist.

Contohnya adalah tumbuhan kapur bernama latin Dryobalanops camphora Colebr yang masuk dalam IUCN Redlist dengan status konservasi Critically Endangered atau kritis. Status ini adalah kondisi keterancaman paling tinggi sebelum dinyatakan punah. Padahal, pohon ini memiliki keunggulan dari satu batang pohonnya dapat menghasilkan beragam komoditi bernilai ekonomi tinggi, seperti kapur barus (kamfer), balsam, damar, minyak atsiri, dan kayu.

Pemicu ancaman kepunahan terjadi dikarenakan tingginya harga dan permintaan kamper yang terus meningkat. Selain itu, kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai tidak selalu ditemukannya pada batang pohon kapur juga menjadi pemicu kegiatan penebangan liar.

Selain itu, secara alami pohon meranti-merantian populasinya merosot tajam dikarenakan faktor berikut:

  • struktur sayap biji buah yang tidak efektif untuk disebarkan oleh angin sehingga penyebarannya tidak jauh dari pohon induk
  • sistem pembungaan yang relatif cukup lama, sehingga proses regenerasi berlangsung lama
  • jenis serangga yang membantu proses penyerbukan tidak mampu terbang jauh, sehingga anakan yang tumbuh tidak jauh dari induknya
  • sistem pembuahan mast fruiting menyebabkan anakan yang tumbuh sedikit 
sumber : rimbakita.com / pohon-meranti